Setelah memimpin Microsoft selama 13 tahun sebagai Kepala Eksekutif
atau CEO, Steve Ballmer akhirnya mengumumkan rencana pensiun. Steve
Ballmer mengumumkan akan segera mundur dari jabatannya dalam waktu 12
bulan ke depan, hingga Microsoft mendapatkan penggantinya.
Sebagai orang kepercayaan pendiri Microsoft Bill Gates, Steve Ballmer
menduduki jabatan CEO yang menggantikan Bill Gates pada Januari 2000.
Di masa kepemimpinannya, Ballmer memang bisa meningkatkan pendapatan dan
laba Microsoft. Tapi Ballmer dianggap gagal dalam transformasi
perusahaan dari pembesut software ke produsen hardware atau perangkat.
Tapi dalam wawancara kepada ZDNet
yang Liputan6.com kutip Minggu (25/8/2013), Steve Ballmer mengungkap
bukan kegagalan transformasi perusahaan sebagai penyesalan terbesarnya.
Lalu apa penyesalan terbesar Steve Ballmer selama 13 tahun menjadi CEO
Microsoft?
"Anda tahu, saya sebenarnya punya banyak kesempatan
untuk berbuat kesalahan. Mungkin ini karena semua orang ingin fokus di
periode A, atau periode B," kata Ballmer.
"Tapi hal yang paling
saya sesali adalah mengenai apa yang kami lakukan dari Longhorn ke
Vista. Saya bisa katakan mungkin itu hal yang paling saya sesali,"
ujarnya.
Windows Vista merupakan sistem operasi yang disiapkan
untuk menjadi pengganti Windows XP. Microsoft membutuhkan waktu
bertahun-tahun dalam mempersiapkan Vista, dan dalam proses pengembangan
itu Vista memiliki kode nama Longhorn.
Tapi Vista tak laku di
pasaran, pengguna PC bahkan lebih suka menggunakan Windows XP yang
dirilis pada 2007. Salah satu penyebab kegagalan Vista adalah
membutuhkan spesifikasi tinggi agar bisa menggunakan sistem operasi itu
secara optimal. Tak heran jika Vista disebut sebagai salah satu 'produk
gagal' Microsoft.
Karena Cinta
Meski punya
penyesalan, Ballmer mengaku bangga menjadi bagian dari Microsoft.
Apalagi Microsoft dianggap Ballmer sebagai pelopor kehadiran komputasi
personal yang cerdas dan canggih. "Maksud saya, kami bisa dianggap
'melahirkan' itu di sepanjang '80an dan '90an, dan itu sangat sulit
dipercaya memengaruhi kehidupan orang lain," ungkapnya.
Ballmer
mengaku belum tahu apa yang akan dilakukannya setelah tak lagi menjadi
CEO Microsoft. Saat pengumuman itu resmi dikabarkan, banyak yang
memberinya ucapan selamat. Meski Ballmer memahami kalau ini merupakan
hal yang harus dirayakan sebagai kabar baik, tapi tentu saja ada
kesedihan yang muncul.
"Mungkin ini memang harus dirayakan. Tapi
di satu sisi, ini merupakan hidup saya. Saya cinta Microsoft. saya cinta
segala hal tentang Microsoft. Saya punya banyak saham Microsoft. Saya
akan terus melanjutkan untuk memiliki saham Microsoft," ucapnya.
"Tapi
rencana personal tentu saja saya tak bisa selamanya di sini. Mungkin
ini saat yang tepat bagi saya untuk melangkah dengan pensiun," ungkapnya