Polisi terus bekerja ekstra untuk menjaga keamanan dan
ketertiban nasional (kamtibnas) selama Ramadan yang memang terkenal
rawan kriminal.
Sebagai upaya antisipasi rawan gangguan kamtibnas, Kapolda Metro Jaya
sudah memerintahkan jajarannya untuk menggiatkan razia, patroli, dan
memburu para pelaku perampokan yang sudah beraksi di wilayah hukum Polda
Metro Jaya.
Selain membentuk tim pemburu perampokan, Kapolda juga memerintahkan
anggota di lapangan untuk menembak mati para perampok, yang saat
diringkus melakukan perlawanan dan membahayakan bagi anggota dan
masyarakat.
Pihak kepolisian sejak pengalaman terdahulu sudah hafal dan
menganalisis berbagai. Pola tindak kejahatan dari para pelaku selama
bulan Ramadan.
"Saat puasa, lalu jelang mudik sampai saat mudik memang ada
pergeseran kejahatan. Itu sudah kami analisa dan memang setiap tahunnya
begitu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Minggu
(21/7/2013).
Rikwanto menuturkan, di minggu pertama dan kedua puasa rata-rata
kejahatan yang marak yakni pencurian dengan kekerasan seperti todong,
rampas dan perampokan.
Lalu bergeser ke minggu ketiga dan keempat jelang mudik lebaran
biasanya kejahatan yang muncul yakni pembiusan di terminal, praktik calo
tiket, hipnotis hingga gendam.
Barulah saat mudik, muncul kejahatan pencurian rumah-rumah kosong yang ditinggal mudik oleh para penghuninya.
"Untuk pembiusan, gendam, hipnotis biasanya terjadi di terminal,
stasiun, dan pelabuhan. Antisipasi itu kami akan membangun pos
pengamanan di masing-masing tempat," ungkap Rikwanto.
Sementara untuk praktik calo, kepolisian akan bekerjasama dengan
Dishub untuk memberantas aksi para calo. 'Untuk calo kami kerja sama
dengan Dishub. Didukung sistem tiket yang sesuai dengan kartu identitas
seperti di bandara dan stasiun ini bisa meminimalisasi praktik calo.
Kalau untuk angkutan bus memang masih banyak calo," tutur Rikwanto.