Terkadang nafsu minum kita meningkat tajam saat berbuka
puasa. Ketika adzan maghrib berkumandang, hasrat untuk minum
sebanyak-banyaknya pun kerap dilakukan dengan dalih mencegah dehidrasi
alias kekurangan cairan. Sehatkah cara ini?
Ternyata tindakan minum berlebihan ternyata dapat menimbulkan bahaya.
"Minum berlebihan saat buka puasa itu berbahaya, tidak heran jika Allah
SWT telah telah mengingatkan dalam firmannya bahwa Allah membenci
segala sesuatu yang berlebihan," kata Pramono, ahli gizi dari Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin.
Masih banyak yang beranggapan minum dalam junmlah yang besar itu
menyehatkan, bahkan ada yang menerapkan metode terapi air dengan cara
minum 1-2 liter air sekaligus ketika bangun pagi. Memang Air merupakan
kebutuhan vital bagi manusia sekitar 60 % tubuh manusia terdiri dari
air. Secara fisik manusia bisa hidup tanpa air alias menahan haus hingga
maksimal 3-5 hari. Sementara untuk menahan lapar manusia bisa bertahan
tidak makan hingga 8 minggu dengan catatan masih mengonsumsi air. Tapi
jika kondisi fisik orang tersebut baik, maka bisa membuat seseorang
bertahan lebih lama lagi.
Setiap hari orang kehilangan cairan melalui keringat, urin, feses
bahkan saat bernapas hingga 1,5 liter per hari. Air sangat penting untuk
organ-organ dalam tubuh agar bisa bekerja dengan baik. Meskipun air
sangat penting akan tetapi prinsip bahwa tidak boleh berlebihan harus
dipegang teguh karena jika kita minum air secara berlebihan maka
ternyata bahayanya sama mengerikannya jika kita kekurangan.
Mengapa kelebihan minum juga bahaya? Jangan berfikir jika kita minum
berlebihan keluarnya air tersebut begitu mudah dan menganggap air bisa
dikeluarkan melalui urine. Ternyata pikiran itu salah, karena air
tesebut ternyata harus melalui proses sirkulasi darah dan filtrasi di
ginjal.
Dalam tulisannya yang dikutip Tribunnews.com dari grup Gerakan Sadar
Gizi, Pramono merincikan apa bahaya yang terjadi jika minum berlebihan.
1. Organ jantung jadi bekerja berat untuk memompa kelebihan air
tersebut agar tidak menyebakan penumpukan cairan di jaringan tubuh
maupun pengenceran darah dan gangguan sistem elektrolit yang bisa
berakibat fatal.
Pada Lansia sudah banyak yang mengalami kemunduran fungsi jantung,
hati, ginjal dan otak, justru harus lebih berhati-hati terhadap efek
kelebihan cairan, karena akan memperparah kerja organ dan dapat memicu
terjadinya "gagal jantung" bahkan kematian.
2. Minum terlalu banyak sebelum, saat atau setelah berolahraga ini
menyebabkan timbulnya kondisi berbahaya yang disebut exercise-
associated hyponatraemia (EAH). Terkadang kondisi ini disebut
intoksikasi air yang ditandai dengan rendahnya konsentrasi natrium di
dalam darah dan menyebabkan otak membengkak. Akibatnya penderita menjadi
kebingungan, kehilangan kesadaran dan mengalami kejang, sampai terjadi
kematian. Salah satu contohnya adalah kematian David Rogers ketika
mengikuti lomba London Marathon pada tahun 2007, kematian seorang pelari
maraton wanita asal AS pada tahun 1993 dan juga kematian pemain sepak
bola Amerika, Paul Allen, pada tahun 2010.
3. Organ otak pun bisa mengalami pembengkakan akibat kelebihan cairan
yang bila tidak cepat diatasi akan menyebabkan kejang, kelumpuhan
bahkan kematian.
4. Organ ginjal akan bekerja lebih keras untuk menyaring darah dan mengeluarkan air yang berlebihan itu.
5. Dalam jangka panjang akan menyebabkan kelelahan dan kerusakan dini pada organ-organ tubuh kita.
Jadi bijaklah dalam memenuhi kebutuhan minum jangan kekurangan dan
jangan kelebihan manfaatkan sinyal haus yang diberikan Tuhan sebagai
sinyal untuk segera minum agar tidak dehidrasi alias kekurangan cairan
tetapi jangan sampai berlebihan minumnya.
Perlu diketahui anjuran minum 2 liter atau 8 gelas sehari tidak
mutlak karena yang benar kebutuhan cairan sangat dipengaruhi keadaan
misalnya umur ,aktifitas, suhu lingkungan dll. Lebih baik dengan minum
sedikit tetapi frekuensinya sering dari pada minum sekaligus dalam
jumlah banyak