Hallo Tamu? Selamat Datang Di I DEMO SITE
Pasang Iklan I Profile I Event I DisClaimer I Sitemap
Beranda » » Bagaimana Cara Ortu Lindungi Anak dari Jejaring Sosial?

Bagaimana Cara Ortu Lindungi Anak dari Jejaring Sosial?

Lintaskan!!
Advertise
Bigberita - Mudahnya anak mengakses situs jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram membuat banyak orangtua khawatir. Sebenarnya, orangtua tak bisa tiba-tiba melarang anaknya membuka situs jejaring sosial karena ia bisa dengan mudah mengaksesnya kembali. 

Ada cara lain yang bisa dipilih orangtua. Sejak dini beritahukan ke anak-anak bahaya dan kelebihannya situs jejaring sosial serta sejenisnya. Namun, yang terpenting pantau anak-anak dengan hati-hati.
Khalifa al Shamsi, Incident Handler and response Analyst, di Telecom Regulatory Authority (TRA) di United Arab Emirates (UAE) mengatakan, saatnya orangtua mulai mendidik anak-anaknya tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak ketika sedang online.



"Anda tak bisa menghindarinya. Anda harus menjelaskan risiko dan terus memantaunya," kata Shamsi seperti dikutip Emirates, Jumat (6/9/2013).
Pada tahun lalu, komunitas internet dibuat terkejut setelah dua remaja Erin Gallagher (13) dan Ciara Pugsley (15) bunuh diri karena mendapat cyber bullying.

Selain memberikan pendidikan kelebihan dan kekurangannya, orangtua juga bisa membatasi anak-anak dari mengakses situs dewasa yang berbahaya mulai dengan menginstal sofware antivirus seperti Norton dan Kaspersky. Keduanya memiliki pilihan untuk mengaktifkan penyaringan ketat dari orangtua.
Pada penelitian April 2013, Kaspersky Lab menemukan anak-anak memiliki akses ke sumber daya yang berpotensi berbahaya yang menarik perhatian anak-anak di internet. Sebanyak 31 persen diakses dari jaringan sosial, 16 persen mengakses situs-situs pornografi dan erotis, sementara delapan persen melalui chat room dan forum serupa.

Shamsi mengatakan, melindungi anak-anak di rumah bukan berarti menghentikan anak-anak mengakses ke situs-situs lain.
"Jadi hal terbaik untuk dilakukan adalah duduk dan berbicara dengan anak-anak dan mendidik mereka. Tidak ada solusi lain yang lebih baik," tambahnya.


dikutip dari liputan6.com