Pertumbuhan industri nasional sampai akhir tahun 2013
diproyeksikan akan sulit menembus 6,5 persen seiring dengan pertumbuhan
ekonomi nasional yang diperkirakan hanya sebesar 5,9 persen.
"Jika situasi seperti saat ini, saya tidak berani optimistis karena
Pemerintah sendiri secara resmi menargetkan pertumbuhan ekonomi hanya
5,9 persen," kata Menteri Perindustrian M.S. Hidayat di Kementerian
Perindustrian, Jakarta, Senin.
Hidayat mengatakan, dengan kondisi tersebut, target pertumbuhan industri sebesar 6,5 persen akan sulit untuk tercapai.
"Sudah tidak (optimistis) lagi, mungkin maksimal akan tumbuh 6,5 persen," kata Hidayat.
Ia juga menyatakan bahwa hal tersebut akan tercapai dengan catatan bahwa target investasi awal tahun terlaksana.
Kementerian Perindustrian sendiri sebelumnya menargetkan pertumbuhan
industri sebesar 7,14 persen yang kemudian dikoreksi menjadi 6,5 persen.
Kemenperin masih mengandalkan industri padat karya, seperti tekstil
dan alas kaki, maupun industri lain yang padat teknologi dan mampu
memberi efek berantai terhadap penciptaan industri dan usaha baru
sebagai penghela pertumbuhan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan akan melambat sebagai efek
dari kebijakan pemerintah untuk menstabilkan neraca transaksi berjalan
yang masih mengalami defisit.
"Kalau mau stabilisasi defisit transaksi berjalan, efeknya
`growth`-nya lebih lambat. Oleh karena itu, proyeksi pemerintah
pertumbuhan tahun ini 5,9 persen," ujarnya di Jakarta, Kamis (29/8)
malam.
Chatib juga mengatakan bahwa penurunan investasi akan berpengaruh
pada sektor riil sehingga kemungkinan terjadinya pemutusan hubungan
kerja (PHK) sangat besar.