
Bigberita - Sebagian besar survei menyatakan Joko Widodo adalah capres paling
potensial pada Pemilu 2014 mendatang. Dorongan untuk Gubernur DKI
Jakarta itu pun datang dari sejumlah kelompok masyarakat dan relawan.
Juga penyebutan nama di kancah media internasional yang makin marak.
Apa
itu semua membuat Jokowi tergoda, meninggalkan jabatan Gubernur DKI
Jakarta untuk menjadi Presiden RI? Tidak! Atau mungkin belum. Sebabnya,
pria yang pernah menjabat Walikota Solo itu selalu 'mengeles' tiap kali
ditanya pencapresannya.
Pengamat politik Effendi Ghazali menilai,
dengan jawaban yang kerap 'ngeles' soal pencapresan, Jokowi justru
semakin menggemaskan untuk digadangkan atau dipinang sebagai pemimpin
masa depan.
"Kan gadis kalau dipinang biasanya bilang begitu:
'Tunggu dulu, ndak lihat saya sedang fokus ke pekerjaan'," kata Effendi.
"Respons Jokowi memang harus makin menggemaskan untuk dipinang."
Lalu, apa saja tanggapan Jokowi saat ditanya pencapresannya?
1. Fokus Bekerja
Meski namanya ramai
dibicarakan sebagai salah satu tokoh potensial capres dalam Pilpres 2014
mendatang, bahkan mengalahkan Prabowo Subianto dan Megawati
Soekarnoputri, Jokowi sepertinya tak ambil pusing. Ia hanya ingin fokus
bekerja.
"Saya mau fokus bekerja di DKI, menyelesaikan
masalah-masalah yang ada. Wong baru 4 bulan bekerja," kata Jokowi di
Balaikota, 7 Februari 2013.
Menurut gubernur berperawakan kurus
itu, dirinya masih memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan.
Ketmbang memikirkan hasil survei dirinya sebagai calon presiden paling
potensil di tahun mendatang.
"Saya mau fokus menyelesaikan banjir, macet, bajaj, monorel, MRT. Saya gak ada mikir itu (pencalonan pilpres)," imbuhnya.
Jawaban
yang sama juga disampaikan pada 19 Juli 2013 di Balaikota DKI Jakarta.
"Saya ngurusin Waduk Pluit, ngurus rusun, ngurus kampung deret, KJP,
KJS, sudah saya di situ," kata pria kelahiran 1961 itu.
2. Pasangan Cawapres? "Istri Saya!"
Berdasarkan
survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) pada 26
Mei lalu, elektabilitas Jokowi sebagai calon presiden 2014 kembali
berada di posisi puncak. Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Jokowi
itu pun menanggapinya dengan santai.
Malahan, ia memilih
dipasangkan dengan istrinya sendiri apabila maju sebagai capres pada
Pilpres 2014. "Paling enak, ya dipasangkan sama istri saya," canda
Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, 29 Mei 2013.
Namun, ia tidak
menampik mayoritas hasil survei menyebut namanya sebagai yang
terpopuler. Jokowi juga menolak berkomentar soal dukungan Ketua Umum
PDIP Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai capres.
3. "Apa nggak ngenes nanti?"
Nama Jokowi
berkali-kali disebut sebagai calon presiden dengan elektabilitas yang
tinggi. Namun berulang kali pula Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap
Joko Widodo itu menolak untuk dicapreskan. Tak seperti politisi dari
parpol lain, yang telah mendeklarasikan diri sebagai capres-cawapres
meskipun Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 masih jauh.
Mantan
Walikota Solo itu menilai, pendeklarasian calon untuk memperebutkan
kursi RI 1 dan RI 2 di saat seperti ini masih terlalu dini dan prematur.
Karena belum tentu pula partai pengusung capres-cawapres itu mencapai
Parliamentary Threshold (ambang batas parpol untuk mengirimkan wakilnya
ke parlemen).
"Misalnya, partai dapat atau lolos saja kan belum
jelas, tapi sudah mencalonkan. Kalau cuma dapat 5 persen, siapa yang mau
mencalonkannya?" ucap Jokowi dalam sebuah diskusi kepemimpinan di
Mapolda Metro Jaya, Jakarta, 25 Juli 2013.
"Jadi calon saja, nggak dicalonkan. Apa nggak ngenes nanti?" cetusnya.
4. Pusing Urus Jakarta
Berbagai
permasalahan di Jakarta, menurut Jokowi, sudah membuatnya pusing.
Apalagi bila dirinya menjadi calon presiden. Hal itu yang terlontar dari
mulutnya saat menanggapi imbauan Gerindra agar tidak nyapres.
"Ini
saja saya itu sudah pusing, loncat sana, loncat sini. Dari Pluit ke
Tanah Abang, dari Tanah Abang ke Ria Rio," katanya saat blusukan di
kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, 5 September 2013
5. Diminta Tetap di Jakarta
Selain beralasan
mau fokus membenahi Jakarta, Jokowi juga mengungkap alasan lain tak mau
nyapres. Yakni adanya permintaan pihak yang memintanya agar tetap
menjabat gubernur sampai habis masa jabatannya.
"Banyak juga yang menekan untuk bekerja lebih giat tetap di Jakarta," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, 13 September 2013.
Siapa
pihak yang memintanya untuk tetap bertahan sebagai gubernur, Jokowi tak
mau menyebutkan. Begitupun ketika ditanya terkait hasil survei yang
selama ini terus mengunggulkan namanya sebagai capres terfavorit.
6. Tanya Megawati
Dari jawabannya yang selalu
mengelak nyapres, "Ndak mikir!", belakangan Jokowi punya jawaban baru.
Yakni melempar jawaban kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Tanya Bu Ketum," kata Jokowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 13 September 2013.
Seperti
diketahui, keputusan siapa capres yang bakal diusung PDIP ada di tangan
Megawati, Ketum PDIP yang disinyalir memberi sinyal positif untuk
Jokowi pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP 6 September 2013
lalu.
Dikutip dari Liputan6.com